Sunday, July 09, 2006

Goblogger!!!

Judulnya cukup provokatif kah? Hehehe Bukan.. bukan akan menyinggung orang-orang yang rajin menggunakan kata G****g yang notabene sangat banyak di kota tercinta saya ini. Saya cuma pengen ngebahas tentang fenomena makin banyaknya orang yang eksis di dunia blog ini.

Maraknya orang-orang yang ngeblog diakui atau tidak bisa diliat sebagai fenomena yang cukup menggembirakan, di sini saya melihat mulai ada pergeseran budaya di Indonesia, dari budaya lisan menjadi budaya tulisan. Pergeseran budaya komunikasi macam ini selalu menjadi tanda mau majunya satu bangsa, dan moga-moga ini jadi awal dari kebangkitan budaya Indonesia (amiiin…) Meskipun agak telat juga sih, tapi kan lumayan lah as a start, kita bisa berharap lah bangsa ini bisa mulai maju.

Selain itu saya ngeliat, fenomena blog ini menunjukkan mulai adanya penetrasi teknologi, yang lagi-lagi semoga dapat jadi awal kebangkitan kita. Tentu orang-orang yang rajin ngemantain kelangsungan hidup blognya J, adalah orang-orang yang udah punya akses terhadap dunia teknologi informasi (baca: internet), meskipun emang ga semuanya ngulik bener sama IT, minimal mereka (or should I say, kami? :p) punya kemampuan dan pengetahuan dasar lah tentang IT ini.

Terinspirasi obrolan dan diskusi dengan salah seorang teman, (virtually of course ;p), saya jadi bertanya-tanya sebenernya apa sih yang nyebabin fenomena ngejamurnya blogger ini? Lebih jauh saya mencoba mengira-ngira apa yang jadi motivasi para blogger (termasuk saya tentunya hihi) rela menyisihkan, waktu, duit (buat yang ngga punya akses internet gratis), pikiran serta tenaga (iyalah emang ngetik ngga perlu stamina yang prima :p) cuma demi menjaga eksistensi di dunia blog.

Dua Faktor
Saya ngeliat ada dua faktor utama yang jadi pendukung perubahan positif ini. Pertama, makin banyaknya orang-orang yang well educated di Indonesia (please don’t get me start with the definition of good education or about our educational system, long way to go pals!!) . Saya ngeliat fenomena ini sebagai proses alamiah suatu bangsa aja, bukan prestasi pemimpin manapun hehehe. Dengan banyaknya orang yang punya akses dan udah mengakses pendidikan, pergeseran budaya komunikasi tadi makin mudah terjadi. Selain itu, dengan makin banyak orang yang berpendidikan, otomatis mengakselerasi transfer teknologi ke suatu bangsa. Dan blog sebagai salah satu produk teknologi termasuk yang cukup mudah diserap.

Yang kedua, fenomena friendster (fs). Fs udah berhasil melahirkan suatu revolusi sosial yang cukup dahsyat. Iya, memang fs tuh sedahsyat itu, fs mengubah paradigma lama orang bahwa gaul itu berarti orang mesti sering keluar or something. Dengan Fs gaul doesn’t mean we have to go out and hang out with our friends, we can all just sitting back in our room, eating whole of our frozen food in refrigerator, lying naked (hehehe ekstrimnya ini mah), yet we still gaul!. Fs udah memunculkan orang-orang yang menurut istilah saya, virtually gaul.

Terus apa hubungannya blogger ama Fs’ers? (actually this words is pretty annoying to me, I only form this word asaly (secara asal-asalan maksudnya :p) just because friendsters is an application or a social media, does it make people who’s using it as friendsterers?.. halah!!!! yah whatever lah, don’t mind my asalness). Oh ya balik lagi, apa ada hubungannya? Jelas ada dan gede pula (apanya? Ya hubungannya atuh!!), seperti saya bilang tadi, fs tuh udah ngelahirin suatu revolusi sosial dan tanpa disadari udah ngebentuk satu jaring perangkap, dan orang-orang yang udah terjerat di dalamnya (again... termasuk saya), susah untuk lepas dan dengan senang hati ngikutin apapun fasilitas (saya lebih senang mengistilahkannya sebagai ‘doktrin sosial’) yang ditawarin fs, mulai dari kirim2an senyum, testimonials, bulletin board, sampey… iya blogs.

Dulu, sebelum blog dikenalin fs, orang-orang belum se-aware sekarang ama blog. Meskipun dulu udah ada blogspot, blogsome, tripod, geocities etc, orang masih sangat malas untuk ngeblog. Pas Fs ngenalin Fs blog, mulailah orang-orang (baca: penikmat fs) aware dengan blog, dan mulai nyoba-nyoba bikin blog, sampai pada akhirnya ketagihan nulis di blog dan rekomendasiin ke orang buat bikin blog juga (doktrin sosial, eh? :))

Dan beginilah akhirnya, blogs bermunculan di mana-mana, terutama di fs, dan efeknya ngga berenti di situ, orang-orang mulai juga ngelirik blogspot, blogsome, sytes.net, multiply, etc. buat bikin blog yang lebih sophisticated. Jadi banyaklah blogger berkeliaran kaya sekarang.. Semua itu saya pikir karena kedahsaytan doktrin sosial fs.

Motif???
Memang selalu menarik buat ngamatin, nganalisis, dan ngebahas motivasi seseorang dalam ngelakuin segala tindakannya. Karena kita cuman bisa berspekulasi, ya meskipun ngga sepenuhnya spekulasi sih, kita biasanya juga memproyeksi, nganalisis dengan basis pengalaman, etc. etc.. Tapi tetep aja , pada akhirnya kita cuman bisa nebak-nebak juga. Begitupun ama fenomena blog ini.

Setelah ngobrol lewat jalur message fs (hehehe, termakan doktrin don’t i?) ama d, salah seorang teman yang juga blogger. Banyak banget perkiraan tentang yang bisa jadi motif seseorang kenapa dia mau jadi blogger. Tapi menurut saya ada beberapa motif umum para blogger yang diejawantahkan (jadi inget PPKn) dalam bentuk pemilihan peran blog buat bloggers. (beberapa diadopsi dari pemikiran d :)).

(1) Ajang Curhat
Motif: Pelepasan emosi, sharing kebahagian dan kesedihan, cari empati dan saran

Blog bisa jadi media curhat yang sangat efektif. Tentu saja ngga seterbuka diary, tapi dengan blog orang jadi bisa ngedengerin curhatan kita. Beberapa orang menggunakan blog sebagai media curhat, mungkin karena dengan blog banyak orang yang akan ngebacanya dan sedikit banyak akan ngemunculkan sugesti “banyak orang kok, yang denger cerita saya” yang ujungnya membawa ke hati yang lebih tranquil (karena ngerasa didengerin banyak orang). Selain itu, ketika kita curhat di blog, akan banyak orang yang berempati ama kita dan memberikan dorongan, saran, bantuan cacian untuk yang ngecewain kita (hehehe). Ini terjadi karena people tend to react whenever they identified the same thing inside their mind (d, 2006 heheh), sebagai refleksi dan proyeksi diri mereka . Uniknya ketika orang-orang mensupport blogger yang curhat, mereka secara tidak langsung mensupport dirinya sendiri karena refleksi itu.

(2) Channel Ekstrovertarians
Motif: Penyaluran sifat ekstrovert
Sebenernya agak-agak ngarang juga sih, pas bikin istilah ekstrovertarian, ada ngga ya? Ya kalopun ngga ada, let it be aja deh, jadi istilah saya yang bermakna, orang-orang yang ekstrovert :). Blog bisa jadi channel buat menyalurkan ekstrovertism (lagi2 saya ngarang), baik yang terbuka maupun yang terselubung. Yang terselubung maksudnya, deep down in their heart they actually are an extrovert, tapi karena satu dan lain hal (halah) mereka ngga bisa nyalurin itu semua dalam kehidupan sehari-hari. Di sini, peran blog sebagai channel alternatif cukup ngebantu. Bisa jadi ajang latihan bagi para banci publisitas baru huehehehe.

(3) Media Narsis dan Menjual diri.
Motif: Jual Diri
Lewat blog, orang bisa mempromosikan dirinya, mengagumi diri dan ngejualnya ke orang lain (pembaca blog), ngga tau deh, mungkin sebentar lagi blog bakal dipake sarana JP oleh para womanizer dan manizer (heeeeh) untuk memperluas pangsa pasarnya hehehe. Atau udah menggejala? Hmmm...

(4) Gelanggang Latihan para penulis wannabe.
Motif: Latihan Menulis
Blog bisa jadi sarana latih yang cukup efektif bagi orang-orang yang bercita-cita jadi penulis. Di sini mereka bisa belajar buat nulis, publikasiin, dapet feedback, inspirasi juga. Minimal dengan adanya blog mereka jadi sedikit yakin bahwa karya mereka entah itu, short-stories, novels, articles, ada yang baca. Blog bisa jadi merupakan kawah chandradimuka buat calon penulis ini. Di sisi lain, blog juga bisa jadi media buat orang-orang yang dulunya bercita-cita jadi penulis tapi nggak kesampaian. Blog jadi tempat mengekspresikan, melampiaskan cita-cita yang ngga kesampaian itu, dan moga-moga aja bisa jadi ajang batu pijakan baru buat nerusin cita-cita yang sempet putus di tengah jalan itu.

(5) Tempat Sampah
Motif : Mengkontaminasi Sampah ke Orang-orang

Sampah di sini maksudnya pemikiran, kenapa saya mengistilahkan dengan sampah? Karena sampah itu biasanya dianggap ngga guna, bau, sumber penyakit kalo belum diolah, begitu pula dengan pemikiran hehe. Sampah, gampang sekali menyebar lewat media blog, orang bisa menyebar perangkap-perangkapnya di blog, dan pas kita ngga sadar kita sudah terbuai dan terkontaminasi dengan sampah-sampah yang disebarkan.


(6)
Arena Aktualisasi Diri
Motif: Self Actualization
Sebagai tingkatan tertinggi dari hierarkinya Maslow, Aktualisasi diri itu sangat dibutuhin ama orang-orang yang emang udah ngebutuhinnya. Rata-rata orang yang punya akses ke internet sudah mulai memiliki motif ini, meskipun kebanyakan dari mereka ngga sadar. Sebagai salah satu sarana aktualisasi diri ini, blog cukup efektif kok.

Terus, apa motif saya dalam nulis-nulis blog? Kaya udah saya bilang, motif tuh termasuk sulit untuk dianalisis, jadi silakan berspekulasi ;p

Ya terlepas dari apapun motif orang buat ngeblog, saya rasa fenomena pertumbuhan blog ini sangat positif mengingat poin yang udah disebutin sebelumnya. Bisa jadi tanda kebangkitan bangsa kita tercinta ini.

So...

Go Blogger!!

Goblogger!!

Referensi:

D, unpublished message, Fs. Messaging Service, 2006