Tuesday, April 10, 2007

Taman Cinta

Izinkan saya kembali bercerita tentang sesuatu yang –seperti biasa- tidak cukup penting.

Hari minggu tanggal 23 Maret kemarin, saya dan beberapa teman blogger menyempatkan diri untuk pergi ke taman cinta. Jika anda tidak familiar dengan frase itu dan mengira itu adalah sebuah taman yang biasa digunakan oleh pasangan-kekasih-yang- sedang-dimabuk-asmara untuk memadu kasih, perkiraan anda sedikit meleset. Taman cinta bukanlah nama permanen dari sebuah taman. Ia hanyalah salah satu dari serangkaian program marketing sebuah produk eskrim yang bertujuan untuk menguatkan posisi mereka di pasar anak muda. Maklumlah ketika bicara tentang cinta, anak-anak muda memang selalu menjadi sangat antusias. Karenanya cinta dan segala embel-embel yang berkaitan dengannya menjadi salah satu strategi klasik yang digunakan oleh para produsen untuk merebut hati (atau mengelabui?) konsumen remaja. Strategi yang standar namun terbukti cukup ampuh..

Anyway, saya di sini bukan untuk memberi kuliah marketing tentang S T P nya Philip Kotler. Marilah kita serahkan hal tersebut pada ahlinya. Saya hanya akan sedikit berbagi cerita dan pengalaman yang tidak biasa ini .

Semua dimulai ketika saya bersama tiga teman blogger, sebutlah Mr. X, Mr. Y dan Mr. Z* habis menghadiri syukuran rumah baru/ulang tahun/wisuda teman blogger saya yang lain, Ubrit (yang ternyata sangat TI sekali dengan efektivitas dan efisiensinya ^_^). Kami bersepakat untuk menuju kampus dalam rangka ikut briefing salah satu acara kaderisasi di kampus kami tercinta.

Tiba di depan kampus, kami melihat keramaian di taman depan kampus kami yang ternyata even marketing produk eskrim itu. Saya dan Mr. X (yang waktu itu sedang memboncengi Mr. Y) ternyata memiliki gagasan yang sama: mengujungi even yang jarang ada di dekat kampus kami ini. Maklum kampus kami ini adalah kampus yang (dulunya) gersang dari even-even semacam ini.

Tanpa basa basi Mr. Y pun menyetujui ide kami. Segera saja kami menelpon Mr. Z yang terlanjur masuk kampus duluan untuk segera datang ke depan gerbang kampus. Setelah diceritakan mengenai taman cinta itu, Mr. Z meluncur untuk segera menuju posisi kami yang sudah stand by di depan gerbang taman.

Di depan gerbang itu, kami mulai menertawakan kegilaan kami sendiri. Empat orang yang bitter, skeptis dan sedikit sinis tentang hal-hal yang cheesy (masing-masing dengan alasan yang berbeda; mungkin karena background kehidupan cinta yang tidak terlalu indah, idealisme, atau hal lainnya yang hanya masing-masing dari kami yang tahu), berkumpul dan memutuskan untuk masuk ke dunia yang bagi sebagian besar dari kami cukup asing untuk dimasuki.

Akhirnya setelah tertawa dan melontarkan komentar-komentar bodoh, kami menemukan rasionalisasi yang cukup memuaskan ego masing-masing dari kami: atas nama riset. Sebagai bloggers sekaligus filosof cinta jadi-jadian, even ini merupakan kesempatan bagi kami untuk mendapatkan data-data yang kami perlukan dalam menulis dan membentuk teori.

Berjalanlah kami ke depan pintu gerbang taman cinta, di sana sudah berdiri dengan megahnya booth produk eskrim yang menjadi penyelenggara acara ini. Setelah mengeluarkan (dengan paksa) uang sepuluh ribuan dan ribuan masing-masing dua lembar dari kantong Mr Z, kami mendapatkan tiket masuk dan empat eskrim tentunya (sampai sekarang saya belum melunasi utang 5500 perak itu). Tiket masuk itu terdiri dari tiga sub-tiket yang dapat kami manfaatkan buat mengakses beberapa stan yang tersedia di sana. Ada stan luv doctor, luv game dan luv bike. Stan lainnya seperti sumur cinta, stan foto atau makanan tidak mensyaratkan potongan tiket supaya kita bisa masuk.

Sambil menikmati eskrim yang ternyata rasanya cukup enak, kami mulai jalan menjelajahi arena yang dipenuhi abg ini. Situs pertama yang kami temukan adalah wishing well. Di sana pengunjung bisa menuliskan keinginan mereka (dalam konteks percintaan tentunya) dan berharap mungkin suatu saat doanya akan didengar. Uniknya, tulisan yang dimasukkan ke sana nantinya akan ditampilkan di satu layar yang bisa dilihat oleh siapapun. Sambil tersenyum penuh makna kami membaca dan menganalisis tulisan-tulisan yang ada di situ. Banyak tulisan yang cukup menarik untuk diperhatikan, kebanyakan bermaknakan “smoga xxxx bisa suka ama gw” atau “ please let xxxx fall for me” atau “Dinda, di manakah kau berada” Ya intinya sih kalimat-kalimat sedikit desperate dan puitis untuk bisa mendapatkan cinta.

Namun kami tergelitik oleh satu tulisan yang penulisnya kami yakini berasal dari kampus kami. Isinya “Semoga bisa dapet IP bagus dan cepet lulus”. Kalimat ini bisa ditafsirkan sebagai si penulis mendambakan cinta dari orang yang julukannya si “IP bagus dan cepet lulus” (panggilan yang cukup aneh) atau cinta sejati si penulis adalah transkrip dengan deretan huruf A di dalamnya. Kami akhirnya menarik kesimpulan bahwa yang kedua lah yang paling mendekati kenyataan. (Hebat ya kami?).

Saya dan teman-teman kembali menyusuri taman yang sehari-harinya sering dipakai mentoring dan rapat ini, setelah menikmati membaca keinginan terdalam orang-orang, . Kali ini kami mengunjungi stan luv game, tapi antriannya cukup panjang, dan kami sedang tidak dalam mood –meminjam istilah Mr.Z- untuk bermain cinta. Walhasil, kami cuma menonton pengunjung lainnya memainkan permainan cinta ini.

Puas melihat orang-orang yang sedang bermain cinta, kami melangkah kembali ke stan berikutnya. Selewat kami melintasi tempat praktek si dokter cinta yang ternyata antriannya merupakan antrian yang paling panjang dibandingkan stan lain. Ternyata banyak juga ya pengunjung yang mengalami gangguan dalam kesehatan cintanya seperti post-putus-syndrome, schizo-more-than-a-fren-ia, dan lain-lain.

Kali ini kami mampir di stan Foto (sampai sekarang kami mempertanyakan signifikansi dari stan itu). Di situ dipajang foto-foto selebritis beserta pasangannya (yang kebanyakan selebritis juga) lokal maupun interlokal, dalam berbagai pose. Lucunya, ada beberapa selebritis yang pasangannya tidak begitu terkenal (rupanya si pembuat stan terlalu malas untuk melakukan sedikit riset di google), dan di sana dituliskan nama pasangan itu seperti ini. “(Nama selebritis) dan pacar”. Misalnya Agnes Monica dan pacar atau Angelina Jolie and a Man (tulisan ini tidak sesuai dengan yang tertulis di stan, asumsikan saja Brad Pitt bukan siapa-siapa).

Kami tidak lama di stan itu mengingat ketidakpahaman kami akan signifikansi stan itu, Saya dan temans akhirnya memutuskan beristirahat sejenak dari taman cinta dan pergi ke mesjid sebelah untuk shalat.

Sekedar info, taman tempat diselenggarakannya even marketing ini tidak hanya memiliki satu pintu masuk. Ada pintu masuk lain yang langsung menyambung pada mesjid kampus kami. Nah, pada gerbang ini terdapat plang dari organizer yang bertuliskan “emergency exit”. Teman saya Mr. Y menemukan situasi itu cukup lucu dan metaforistik. Katanya, plang itu seolah-olah menyatakan “Ketika api cinta sudah membahayakan, keluarlah dari bahaya itu dengan berijab-kabul di mesjid”. Tentu saja kami nyengir begitu menyadari kebetulan yang cukup bermakna ini.

Usai shalat, kami kembali ke taman cinta, pembenarannya: kebutuhan data belum terpenuhi dari riset sebelumnya. Di taman sudah tampil kerispatih dengan lagu-lagu mellownya dan petuah-petuah bijaknya tentang cinta. Saya dan keempat teman saya memutuskan untuk nonton sebentar dan menikmati penampilan life yang jarang-jarang ini. Ternyata, cukup sulit menikmati kerispatih ditemani tiga orang anti-cheesy-stuff-er, laki-laki pula. Akhirnya setelah mendengarkan beberapa lagu andalan kerispatih, kami meneruskan perjalanan.

Masalahnya, ke mana kami sekarang? Hampir semua stan telah kami jelajahi. Hanya saja kami memang belum sedikitpun memanfaatkan tiga potongan tiket yang tergenggam di tangan kami masing-masing. Merasa mengendarai love bike secara berpasangan tidak akan terlalu menyenangkan dan dapat menimbulkan fitnah, Mr. X, Mr. Y, Mr. Z dan saya akhirnya menuju luv doctor. Ya… setidaknya kami bisa melakukan general check up.

Sampai di sana kami mengikuti antrian yang panjangnya bukan kepalang seperti ular naga. Semenit kemudian, mbak-mbak organizernya stan itu (bisakah saya memanggilnya perawat?) mendatangi kami (orang depan kami sih sebenarnya) dan mengatakan bahwa “dengan berat hati antrian harus dipotong”.

Bermain dengan imajinasi liar, kami mulai gelisah. Mungkinkah sang perawat menyadari niat kami yang tidak tulus, atau betapa helplessnya teman-teman saya**, dan memutuskan untuk memotong kami dengan kamuflase orang di depan kami supaya tidak terlalu kelihatan?

Syukurlah ternyata bukan, sang suster akhirnya menjelaskan secara ilmiah dan matematis mengenai keterbatasan waktu yang dimiliki oleh penyelenggara serta panjang antrian yang sudah melewati batas. Meskipun tanpa menjelaskan distribusi service time-nya poisson atau normal, jenis antrian yang dipakai (G, M, 3 atau apa)***, perawat itu cukup dapat memberikan penjelasan yang masuk akal dan membuat kami cukup tenang karena imajinasi kami tidak terbukti benar.

Akhirnya sorepun berakhir dan kami segera menuju kampus untuk mengikuti acara kaderisasi tadi. Entah karena euphoria, atau karena memang hati kami pada dasarnya dipenuhi oleh cinta, kami semua berperan sebagai malaikat penenang nan baik hati ketika acara berlangsung****.

Saya tutup cerita taman cinta ini dengan kutipan dialog yang saya baca di salah satu plang yang didirikan di sana.

Co: “Sayang, kita cari tempat yang agak dingin yuk?”

Ce: “Lho, kenapa? di sini kan enak tempatnya, ngga panas juga!”

Co: “Soalnya aku lagi deket kamu sih, bisa-bisa hatiku meleleh kalo ngga didinginin”

Hadezig!!!



*)

karakter tersebut disamarkan untuk melindungi reputasi teman-teman saya.


**)

bercanda


***)

itu parameter-parameter dalam teori antrian yang sempat kami pelajari


****)

sebenarnya, ini sih karena kami dari dulu juga tidak suka dengan pendekatan jahiliyah dan kami hadir untuk mencoba menatralisir keadaan yang belum sepenuhnya tercerahkan itu.

Labels:

8 Comments:

Blogger Windy Amrin said...

MasPenjualEsKrimKeliling:..Beli dong..beli dong..super dupper yummy..

Flea Athaya KAhla: ...ombedong..ombedong..*masih dengan nada yg sama* :P


-VanillaFlavorIsTheBest-

3:05 PM  
Blogger Trian Hendro A. said...

wah...berat nih. antara dua blog(dgn blognya luki) yang salin berpledoi..

begini nih... kl jomblo2 bersatu. harus ada 'emergency exit'-nya kayanya. :p

8:54 AM  
Blogger viar said...

@mataangin; Hahaha.. kangen fle nih.. How is he now tante??


@trian: Huehehehe... Iya nih pak.. silakan dicarikan alasan untuk keluar lewat emergency exitnya ^_^

8:50 PM  
Blogger Wanda said...

Dua pasang laki-laki di taman cinta. Sounds like gay couple to me, hehehehe. Kidding, bro :)

2:45 PM  
Blogger viar said...

@wanda: salah nda.. mestinya gay couples ahahahaha...

Anyway untuk menghindari fitnah2 macam gini, tolong yaa carikan penghapus-fitnah nya huehehehehehe

9:33 AM  
Blogger Neng Asti said...

weh kayanya bapak makin akhli berjurnal dalam blog nih.. malah saya pak yang agak-agak mandek akhir-akhir ini.. barangkali karena belum menemukan 'emergency exit' ya? apa hubungannya ya?

1:52 PM  
Blogger viar said...

ah.. bu asti nih bisa aja. Saya banyak belajar dari blog ibu justru ^_^

Iya... kenapa ndak diapdet2 ti? sudah sebegitu drama-less kah hidupmu sekarang??

Justru saya mah ngga akan bisa nulis kalo udah dapet exit (ngga perlu emergency lah) itu. Hehehe, energinya dikuras pastinya.

4:23 PM  
Anonymous Anonymous said...

Wah.. tinggal versi tulisanku yang belum keluar..

Keburu lupa euy..
(*saatnya membersihkan nama..)

he..he..he...

4:42 AM  

Post a Comment

<< Home